Pengalaman Pribadi yang tidak terlupakan
KARENA MENYONTEK
Satu menit lagi bel pergantian pelajaran akan berbunyi.Ya Allah. . . setelah ini pelajaran bahasa inggris.Aku sendiri tidak tahu mengapa aku egugup ini,mungkin karena aku merasa bersalah.
Teet.....teeettt ! Nah...ku lhat Pak Harun sedang mengemasi buku-bukunya dan egera keluar dari kelasku.
"Selamat pagi anak-anak"
"Pagi Bu....."Bu Retno sudah datang,kemudian Bu Retno duduk ditempatnya dan mulai membuka percakapan."Hari ini ibu akan mengumumkan hasil ulangan kalian minggu lalu."
Seisi kelaspun mulai ribut,sementara aku hanya diam dan menundukkan kepala karena gugup dan gemetaran menunggu hasil nilai ulanganku.
Untuk yang mengulang atau mengikuti ulangan susulan " Yuni,Yoga dan Fahmi ",dan hasilnya akan ibu bagikan minggu depan,ya.Kata beliau lagi.
"Paling aku yang mendapat nilai tertinggi",kata Hotma teman sebangku dengan aku yang mulai menyombongkan dirinya.Padahal semua orang murid dikelasku tahu bahwa Hotma dan aku pada ulangan minggu lalu kami menyontek.Akhirnya pembagian nilai hasil ulangan akan segera dibagikan.Akupun mendapat giliran pertama yang akan diumumkan hasilnya,dan ternyata aku mendapat nilai 9,aduh!enangnya hatiku walaupun tidak mendapat nilai 10 tapi aku tetap senang meskipun itu tidak murni hasil belajarku sendiri.Seisi kelaspun mulai ramai lagi ketika bu Retno mau mengumumkan siapakah yang mendapat nilai tertinggi."sudah jelas aku" kata Hotma menyombongkan dirinya.
Dan ternyata benar,perkataan Hotma pun menjadi kenyataan bahwa dia dan akulah yang mendapat nilai tertinggi.
Hotma pun semakin menyombongkan dirinya ketika sudah terbukti dialah yang mendapat nilai ulangan tertinggi,tapi berbeda denganku,aku hanya terdiam,saat itu aku malah merasa sangat takut.
Dan pada saat bu Retno mau memberi ucapan selamat pada aku dan Hotma, Yoga salah satu anggota murid dikelasku memberitahukan kepada bu Retno bahwa pada ulangan minggu lalu aku dan Hotma telah menyontek makanya kami bisa dapat nilai tertinggi.
"Benarkah itu Hotma,Eta !!!! tanya bu Retno sambil membentak kami.
Awalnya kami tidak mau mengaku tapi pada akhirnya kami mengaku juga karena mendapat omelan dan ejekan dari murid-murid dikelasku.Dan setelah itu bu Retno pun menyuruh kami kedepan kelas sambil memegangi telinga kami.
"Begini akibatnya kalau jadi anak yang suka menyontek!!"kata bu Retno sambil marah-marah.Seisi kelaspun menyoraki dan menertawai kami sepuas-puasnya.
"Ampun bu,ampun"kata kami sambil merngek.Tapi bu Retno tidak menghiraukan rengekan kami.
Dan setelah jam pelajaran bu Retno selesai kami berdua hanya duduk dan diam saja,mungkin itu semua karena kami merasa sangat malu karena sudah ketahuan menyontek.
Keesokan harinya Hotma tidak masuk sekolah tanpa membawa surat izin.Aku sendiri bingung kenapa dia tidak berangkat,mungkin karena kejadian kemarin.Aku juga malu tapi aku tetap harus bersekolah,kemudian aku bertanya kepada Teguh yang rumahnya dekat dengan Hotma "Guh kenapa hotma gak masuk". "Aku tidak tahu"jawab Teguh.Tapi seisi kelas tahu bahwa penyebab Hotma tidak berangkat adalah karena dia sekarang menderita penyakit baru yaitu penyakit malu yang parah dan berkepanjnagan.Seisi kelaspun tertawa.Ha...ha..ha..ha...ha. Akupun ikut tertawa meskipun sebenarnya aku juga sangat malu.
Eristina Kharisma
MISTERI MALAM JUM’AT
Pada malam hari saya dan teman-teman pergi ke GOR
wergu wetan untuk menonton konser musik. Kami berangkat pukul 19.30 dari rumah
sampai disana pukul 20.00. ketika kami sampai disana kami merasakan hal yang
aneh, tapi saya dan teman-temab tidak memperdulikan masalah itu, kami hanya
menganggap angin lalu. Dan kami langsung berjalan bersama-sama untuk bergegas
langsung berjalan bersama-sama untuk bergegas langsung melihat konser tersebut.
Setelah
pukul 12.00 malam kami bersiap siap untuk pulang. Kami berjalan bersama-sama
menuju parkiran motor tempat kami menitipkan motor. Hal aneh tersebut muncul
kembali, petugas parkir itu cuma diam saja, tanpa bicara sedikit pun. Kami dari
tadi juga tidak melihat motor yang lain kecuali motor kami yang bertiga. Salah
satu temanku berfikiran bahwa itu orang atau setan dari tadi tidak mau bicara
sama sekali. Saya juga merasakan hal aneh ketika saya ditempat parkiran itu,
badanku terasa merinding ditempat itu, setelah kami merasakan hal-hal yang aneh-aneh
ditempat itu kami berlansung cepat-cepat pergi dari tempat itu.
Kami
bergegas langsung pulang, perjalanan malam hari itu sangat sepi sekali, tiba di
perempatan jember kami melihat makhluk halus yang menyebrang jalan itu saya hanya diam dan melihatnya,
sosok wanita yang cantik dan berambut panjang itu memang bukan wanita biasa,
itu benar-benar sosok makhluk dari dunia lain. Setelah berfikiran seperti itu
saya dan teman-teman langsung tancap gas untuk cepat-cepat melewati makhluk
tersebut dan akhirnya sampai rumah dengan selamat. Sampai di rumah saya baru
sadar bahwa malam itu malam jum’at.
Kejadian yang
membingungkan
Sabtu pagi begitu cerah
hingga aku bersemangat untuk berangkat sekolah. Tapi setelah jam masuk
berbunyi, ternyata tidak ada gurunya, kami semua diberi tugas karena semua guru
sedang ada briving di kantor mengenai ujian besok hari senin. Setelah aku dan
elya selesai mengerjakan tugas kami pergi ke kantor untuk mengembalikan buku
tugas. Ternyata brivingnya belum selesai. Kami pun kembali ke kelas
lagi. Aku dan elya menunggu beberapa menit dikelas, dan kamipun kembali
kekantor untuk mengembalikan buku.
Setelah mengembalikan
buku, aku dan elya pun ingin pergi jajan diluar tapi ternyata tidak boleh jajan
keluar karena semau jalan sudah diberi pintu gerbang. Aku dan elya pun lewat
kantor karena didepan ruang TU dijaga oleh guru. Tapi karena aku tidak berani,
aku pun balik lagi lewat kantor sedangkan elya masih saja pergi jajan. Aku
tunggu dia di samping warung hijau bersama teman-teman yang lain. Aku tunggu
lama banget dia tidak muncul-muncul. Aku pun kembali ke kelas bersama
teman-teman yang lain mungkin aja dia sudah kembali ke kelas.
Sesampainya dikelas
ternyata dia belum juga kembali dari jajannya. Aku pun pergi kewarung hijau
lagi untuk menunggu dia. Ternyata tidak kelihatan juga batang hidungnya, aku
pun kembali kekelas lagi mungkin dia sudah kembali bersama rynda lewat tempat
parkir. Ternyata dia belum juga kembali. Aku khawatir kalau dia nggak boleh
masuk. Aku cari dia lagi,didepan ruang perpus aku melihat rynda yang tadi jajan
sama dia sudah kembali tapi elya kok belum kembali. Aku Tanya rynda katanya
elya sudah masuk dari tadi. Aku pun kembali ke kelas dan hasilnya pun nihil dia
tidak ada dikelas.
Dengan hati resah
saya mencarinya lagi dengan teman saya yang bernama Fita pergi ke kantin hijau
dekat kantor guru, ternyata dia sudah tidak ada,,,,aku dan fita pun langsung
keluar mencari elya dan Tanya ke laili yang sedang ada di aula apakah dia
melihat elya atau tidak. ternyata elya sudah kembali lewat belakang.
Kami pun kembali
kekelas,,,
Rupanya elya sudah
kembali kekelas, tapi dia malah sembunyi dari aku sambil menertawakanku di
bangku pojok belakang, dan saya masih tidak melihatnya. Saya masih khawatir
dengan nya, dan dengan senang nya dia muncul dari pojok belakang.sungguh
terkejutnya aku melihat dia.
Kami itu seperti satu
jiwa yang tak bisa di pisahkan. Apabila satu hilang maka akan terasa
hampa. Karena kami selalu berdua.
PINTU YANG TERBUKA
Pada Minggu sore yang cerah, dua
orang pemuda RT melakukan kunjungan dari pintu ke pintu untuk pengumpulan dana
bantuan kemanusiaan. Ketika mereka mengetuk satu pintu, dan melihat bahwa
wanita yang membuka pintu tidak senang melihat mereka.
Wanita itu mengatakan kepada mereka
dengan tegas bahwa ia tidak ingin membantu apa-apa, dan sebelum mereka bisa
berkata apa-apa lagi, dia membanting pintu di depan mereka. Yang mengejutkan,
pintu tidak menutup, bahkan kembali terbuka. Wanita itu mencoba lagi,
benar-benar mendorong pintu itu, dan membanting lagi dengan hasil yang sama,
pintu kembali terbuka.
Wanita itu yakin bahwa orang-orang
muda itu mengganjal pintu dengan kaki mereka, dan kali ini ia mengumpulkan
tenaga yang sangat besar untuk membanting pintu itu dengan sangat kuat. Saat
itu, salah satu dari mereka berkata dengan tenang,
“Bu, sebelum Anda melakukannya lagi, Anda harus memindahkan kucing Anda terlebih dahulu.”
“Bu, sebelum Anda melakukannya lagi, Anda harus memindahkan kucing Anda terlebih dahulu.”
Nama :
Neny Ratna Rinatha
Kelas
:XI.IPS.3
No.abs:26
SETENGAH
HARI KU BERSAMANYA
Minggu ini aku tidak seperti biasanya.Tiba tiba perasaan ini tidak karuan.Aku
tiba tiba meneteskan air mata saat ku terbangun dari tidurku.Akupun marah marah
kepada mama,tanpa sebab.Adikku pun begitu.Sekitar pukul 08:30 ketika aku
selesai mandi,aku bilang kepada mama “ ma,aku pengen main ke rumah nenek ” tapi
mama seolah olah tidak mau,dan bilang “ di rumah saja,besok saja kita main
“.Akupun ngambek,aku tidak mau berbicara dengan mama,aku tidak mau keluar
kamar.Karena aku kecewa,sampai pukul 11:30 tiba tiba terdengar suara bunyi
Hp,kriiing,,,,,,kriiing,,,,,kriiing,,,aku pun tidak menghiraukan itu,tapi bunyi
itu tidak berhenti henti,sampai akhirnya aku mengangkat telepon itu.Om berkata
“ Nen tumben kamu tidak main ke rumah nenek hari ini,nenek menyuruhmu untuk
main ke sini,kangen sama kamu ” aku pun menjawab “iya om,nanti aku main kesana
“.
Tidak
berapa lama aku lalu pergi kesana,Sesampainya dirumah nenek,nenek tidak
menghiraukanku.Minggu itu cucunya pada kumpul,aku menemaninya di atas tempat
tidurnya dengan mbak Niasya,tapi sikap nenek memang benar benar tidak seperti
biasanya.Nenek diam dan hanya memandang aku,nenek tidak mau menyapaku.
Siang pun berganti sore,tepat pukul 17:00 nenek meminta aku tidur disana,akupun
mau tap lagi lagi mama tidak mau.Tiba tiba nenek terjatuh dari
duduknya,,,innalillahi wainnaillaihi rojiun,,,,ternyata nenek telah tiada
Akupun tidak menyangka,semua terjadi begitu cepat.Akupun tidak bisa memaafkan
diriku sendiri,kenapa aku tidak menemaninya seharian di hari terakhirnya.
Nama :
Neny Ratna Rinatha
Kelas
:XI.IPS.3
No.abs:26
SETENGAH
HARI KU BERSAMANYA
Minggu ini aku tidak seperti biasanya.Tiba tiba perasaan ini tidak karuan.Aku
tiba tiba meneteskan air mata saat ku terbangun dari tidurku.Akupun marah marah
kepada mama,tanpa sebab.Adikku pun begitu.Sekitar pukul 08:30 ketika aku
selesai mandi,aku bilang kepada mama “ ma,aku pengen main ke rumah nenek ” tapi
mama seolah olah tidak mau,dan bilang “ di rumah saja,besok saja kita main
“.Akupun ngambek,aku tidak mau berbicara dengan mama,aku tidak mau keluar
kamar.Karena aku kecewa,sampai pukul 11:30 tiba tiba terdengar suara bunyi
Hp,kriiing,,,,,,kriiing,,,,,kriiing,,,aku pun tidak menghiraukan itu,tapi bunyi
itu tidak berhenti henti,sampai akhirnya aku mengangkat telepon itu.Om berkata
“ Nen tumben kamu tidak main ke rumah nenek hari ini,nenek menyuruhmu untuk
main ke sini,kangen sama kamu ” aku pun menjawab “iya om,nanti aku main kesana
“.
Tidak
berapa lama aku lalu pergi kesana,Sesampainya dirumah nenek,nenek tidak
menghiraukanku.Minggu itu cucunya pada kumpul,aku menemaninya di atas tempat
tidurnya dengan mbak Niasya,tapi sikap nenek memang benar benar tidak seperti
biasanya.Nenek diam dan hanya memandang aku,nenek tidak mau menyapaku.
Siang pun berganti sore,tepat pukul 17:00 nenek meminta aku tidur disana,akupun
mau tap lagi lagi mama tidak mau.Tiba tiba nenek terjatuh dari
duduknya,,,innalillahi wainnaillaihi rojiun,,,,ternyata nenek telah tiada
Akupun tidak menyangka,semua terjadi begitu cepat.Akupun tidak bisa memaafkan
diriku sendiri,kenapa aku tidak menemaninya seharian di hari terakhirnya.
nama :Neny ariyani
kelas :XI IPS 3
absen :27
kelas :XI IPS 3
absen :27
Salah Lihat
Waktu itu, aku dan ayahku
mau pulang ke kudus, kami berangkat dari teminal cimahi. seperti biasa, bus
tidak langsung berangkat. jadi, kami pun terpaksa nunggu dulu. kerena siang itu
sangat panas, ayah ingin membeli minuman. dia menyuruhku menunggu sebentar,
sambil menunggu, aku melihat-lihat suasana terminal yang amat ramai. tiba-tiba
di depanku lewat sebuah bus. tdinya, aku masa bodoh saja. akan tetapi, ku lihat
ada ayahku di dalamnya. ya, yang duduk di bangkau aplinh belakang sebelah
kanan.aku langsung berteriak sambil berlari menuju bus tersebut. "stop
pak,stooop....!" bus pun berhenti. aku segera naik dan menghampiri ayah.
ternyata, setelah ku lihat dari dekat, orang itu bukan ayahku.orangnya memang
hampir sama, dari rambutnya dan bajunya. sambil menahan malu, aku turun dari
bus. di iringi omelan sang kenek bus tentunya. duh, malunya. aku di sambut ayah
dan beberapa orang laing dengna tertawa. aku merasa malu. "sudah tahu
busnya yang berhenti di sana mengapa mengikuti bus yang itu?" ledek ayah.
Komentar
Posting Komentar